Pramuka kwartir cabang kota surakarta>

Rencana Kerja Tahun 2021, Marching Band dan Buper Mengemuka

Rencana kerja tahun 2021
Pembukaan Rakercab Pramuka Solo di Hotel Dana, Kamis (18/11/2020) | Ari Kristyono

Pramuka Solo – Rapat Kerja Kwarcab Kota Solo di hotel Dana, Rabu (18/11/2020) digelar untuk membahas rencana kerja tahun 2021. Salah satu yang mengemuka dalam Raker, dua rencana besar yakni membeli peralatan marching band dan penataan Bumi Perkemahan Jurug. Kemungkinan besar kedua rencana tersebut belum bisa terwujud.

“Mengenai Buper Jurug, kami baru menerima nota dinas dari Dinas Pemuda Olahraga, pada saat anggaran sudah matang. Sedangkan untuk marching band, butuh dana sekitar Rp 350 juta. Padahal anggaran tahun 2021 sudah putus sekitar Rp 750 saja. Apakah mungkin nanti kegiatan lain bisa jalan dengan sisa yang ada?” papar Budi Murtono, Ketua Lembaga Pemeriksa Keuangan Kwarcab.

Rencana pembelian peralatan marching band, adalah janji Walikota/Kamabicab FX Hadi Rudyatmo saat Upacara Hari Pramuka 14 Agustus 2019 di Stadion Sriwedari. Kak Rudy saat itu mengagumi penampilan pasukan pengibar bendera dari Satya Wiranegara.

“Tahun depan, saya berjanji akan memberikan peralatan marching band. Agar penampilan Pramuka Solo bisa lebih membanggakan, sehingga masyarakat semakin tertarik pada kegiatan kepramukaan,” ujar Kak Rudy saat itu.

Namun karena pandemi Corona, rencana itu tidak sempat mewujud. Hingga pada Upacara Hari Pramuka 2020 di Balaikota, Rudy secara khusus minta maaf. “Ini terakhir saya berseragam pramuka, karena masa jabatan Walikota sudah akan berakhir. Jadi saya titip kepada Pak Sekda, tolong rencana itu mendapat prioritas,” pesannya.

Dalam sessi tanggapan tentang rencana kerja tahun 2021, muncul dialog di antara peserta Raker. Budi Murtono menyebut solusi, di antaranya bisa saja pembelian peralatan marching band dilakukan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga, kemudian dihibahkan kepada Kwarcab.

Bumi Perkemahan

Tentang Bumi Perkemahan Jurug, Wakil Ketua Bidang Orhum, Said Ramadhan memaparkan Kwarcab membutuhkan bumi perkemahan yang layak. Tujuannya bukan saja untuk pembinaan pramuka secara optimal, namun juga bisa untuk warga masyarakat lain menyelenggarakanberbagai aktivitas sehat.

“Bahkan itu jika pengelolaannya tepat, bisa menjadi sumber pemasukan uang bagi Kwarcab. Misalnya untuk pelatihan outbound,” ujarnya.

Bumi Perkemahan Jurug, terletak di kompleks Taman Makam Pahlawan Kusumabhakti, memiliki luas sekitar 4.000 meter persegi. Di masa lalu, kompleks itu pernah dimanfaatkan, dan ada fasilitas seperti toilet. Namun, semua fasilitas itu kini rusak atau hilang.

Sudah beberapa tahun, Bumi Perkemahan Jurug praktis tidak bisa beroperasi. Selain fasilitas pendukung yang mangkrak, tapak perkemahan pun sudah penuh belukar bahkan sempat menjadi lahan pembuangan material proyek. Patung dr Moewardi yang ada di bagian depan, tampak rusak di bagian kaki.

Said belum lama ini melakukan studi banding ke Bumi Perkemahan Ki Ageng Srenggi, Sragen, yang luasnya sekitar 15.000 meter. Dia menyimpulkan, sebuah bumi perkemahan membutuhkan fasilitas pendukung seperti sekretariat, toilet, pendapa serta aliran listrik dan air.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*