Pramuka kwartir cabang kota surakarta>

Pramuka Saka Pariwisata Hadir di Festival Jenang Solo

Saka Pariwisata
Anggota Pramuka Saka Pariwisata Kwarcab kota Surakarta hadir membantu pelaksanaan Festival Jenang Kota Solo | Humas/Ari Kristyono

PRAMUKA SOLO – Sekelompok anggota Saka Pariwisata Kwarcab Kota Surakarta, tampak dalam perhelatan Festival Jenang dalam rangka memperingati hari jadi ke-279 Kota Solo, Sabtu (17/2/2024).

Salah satu Pembina yang hadir bersama mereka, Abraham Charly mengatakan, Saka Pariwisata Kota Solo terbentuk sejak 2019. Tugasnya untuk mewadahi kegiatan pramuka yang berhubungan dengan kepariwisataan.

Di tingkat nasional, Saka Pariwisata lahir saat Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka tahun 2013.

“Untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan praktis di bidang kepariwisataan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan diri dalam pembangunan nasional,” papar Abraham.

Di Festival Jenang yang berlokasi di kawasan Ngarsapura, ruas Jalan Diponegoro di depan Pura Mangkunegaran, ribuan massa menyemut. Sementara itu, ratusan kelompok penyaji menempatkan beraneka macam jenang di lapak-lapak yang ada di kiri-kanan jalan.

Dengan sigap, anggota Saka Pariwisata mengambil peran. Mereka membantu membuka jalan untuk barisan prosesi yang memasuki arena festival. Selanjutnya, mereka membantu menertibkan penonton yang berjubel di sekitar panggung.

Festival Jenang tahun ini, seperti biasa membagikan ribuan jenang untuk masyarakat secara gratis. Selain itu juga menyajikan beragam kesenian tradisional Nusantara. Agenda tahunan ini ada sejak kepemimpinan Wali Kota Joko Widodo.

Sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat hadir dalam keramaian ini. Di antaranya Wakil Wali Kota Teguh Prakosa dan KGPAA Mangkunegara X.

Sosiolog Universitas Sebelas Maret, Tunjung W Sutirto saat dalam festival itu menyebut, masyarakat Nusantara memiliki ribuan ragam jenang yang sangat erat kaitannya dengan kebudayaan masing-masing.

“Jenang itu lembut, lengket, bisa merujuk ke arti persatuan. Sekaligus bermakna kehidupan. Di Jawa, semua prosesi kehidupan sejak lahir ditandai dengan membuat jenang. Tapi tidak ada jenang untuk kematian,”ujarnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*